Apa ada padanya sehingga ia mampu memadam ingatanku pada masa silamku?
Apa kena denganku hingga marak cinta yang telah padam?
Aku lantas kembali kepada pencipta. Siapa ingin berada dalam situasi ini? Tapi siapa pula mampu melawan apabila takdir mengatur kisah?
Jelasnya, aku menyayanginya, merinduinya dan inginkan dia di sisi.
Aku tak tahu kenapa Subuh ini deras saja tangis ini mengalir. Andainya layar ini sehelai kertas dan aku mempunyai air mata, pasti basah dan berkesan air mataku di sini.
Atau mungkinkah kerana rindu yang kian mendesah menjadikan sayu menyengat rasa? Hari ketiga tidak bisa berbicara dengannya pasti menjemput pilu ini bertamu. Lazimnya, di pagi hari begini tidak sabar aku menanti panggilannya. Namun hari ini, seharian lagi aku harus bertahan tanpa berbicara dengannya, tanpa mendengar suaranya, tanpa mendengar dia memanggilku dengan panggilan kegemarannya, tanpa mendengar lafaz kasih sayangnya secara lisan.
Ya Allah,
Aku redha dengan ketentuanMu andai ini yang terbaik. Jika ini harga yang harusku bayar untuk mencintainya, maka kau kuatkan hati ini untuk menempuhnya. Aku mohon Ya Allah, kuatkan ikatan ini hingga ke Jannah. Dan Kau kukuhkan cinta rindu dalam hatinya buatku walau di mana dia berada, walau siapapun di hadapannya seteguh batuan pergunungan yang Maha Indah.
Ya Allah,
Sampaikan salam rinduku padanya, sehingga aku menjadi kerinduannya.
No comments:
Post a Comment